Jumat, 31 Juli 2009

Waktu Yang Tepat

Memancing jelas bukan hobi saya, namun setidaknya selama beberapa kali memancing, kalau dihitung-hitung kemungkinan keberhasilan memancing saya kira-kira tidak sampai 10%. Artinya dalam 10 kali saya melempar kail, belum tentu satu diantaranya berhasil mendapat ikan. Namun dari sekian kali saya melempar kail, sebanyak itu pulalah umpan saya dimakan ikan. jadi rupanya ikan-ikan itu lebih cerdik dari saya. Teman-teman saya selalu mengajarkan untuk menarik kail di saat yang tepat, jangan terburu-buru, tapi juga jangan terlalu lama. Nah itulah sulitnya!. Saya sulit memahami kapan detik yang tepat itu, sehingga bisa mendapatkan hasil pancingan.

Seringkali kegagalan menjual hampir sama dengan mencari moment menarik kail. Saat berbelanja di toko, seringkali pramuniaga akan mendekati kita untuk menawarkan bantuan. Namun alih-alih memberi bantuan, seringkali kehadirannya malah menciptakan risih bahkan jengkel, karena mereka hadir di moment yang kurang tepat.
Artinya, agar sukses kita membutuhkan keterampilan menemukan moment yang tepat. Kapan kita harus menarik kail, kapan kita harus mengulurkan umpan. Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi, siapa tidur pada waktu panen membuat malu. Pastikan kita menggunakan moment-moment yang tepat dalam hidup kita.

Read More..

Giving is Rich

Barangkali anda bertanya-tanya, mengapa memberi begitu penting untuk dibahas??? Karena memberi adalah kunci untuk menerima. Memberi adalah kunci untuk mengambil kesuksesan... menurut Johan Yang (Founder&Director of Total Quality Master of Corperate Motivator) ada tiga kategori orang tentang hal ini
1. Si Pengambil
Orang yang hanya menerima dan tidak pernah memberi.

Bukan apa yang bisa diberikan, tapi apa yang bisa didapatkan. Tidak fokus kepada orang lain, tapi fokus pada diri sendiri. Cirinya egois, pelit. tidak peduli dengan orang lain. Orang-orang ini seperti benalu yang hanya akan mengambil, tapi tidak pernah memberi
2. Si pedagang
Orang yang menerima dan kemudian baru memberi.
Tentu tipe si pedagang ini lebih baik daripada si Pengambil. Meski demikian, si Pedagang ini bukan yang terbaik soal memberi. Dia bersedia memberi, tapi motivasi utama mereka bukan menolong orang lain. orang-orang ini melihat hubungan sebagai suatu pertukaran. Dulu pernah diberi, maka supaya IMPAS dia harus memberi. Prinsipnya tidak mau merugikan, tapi juga jangan dirugikan.
3. Si investor
Orang yang memberi, kemudian menerima
Yang dilakukan hanyalah memberi dan menerima. Jika kemudian dia menerima sesuatu dari apa yang telah ditabur, dia tidak menganggap hal itu sebagai pertukaran, itu adalah akibat dari tindakannya dalam memberi. Inilah prinsip yang benar dalam memberi. Ada orang suka memberi, tapi bertambah kaya, ada yang suka menghemat, tapi bertambah miskin. Tangan diatas selalu lebih mulia daripada tangan di bawah. Giving is Rich!

Read More..