Rabu, 02 Februari 2011

AGAR CINTA BERSEMI INDAH

dikutip dari http://azzam-ku.blogspot.com/
Menerima pendamping kita apa adanya dengan tidak berharap terlalu banyak, merupakan bekal untuk mencapai kemesraan dalam rumah tangga dan kebahagiaan di akhirat.
Sebagai hamba yang dianugerahi fitrah, kita memang perlu menyeimbangkan harapan. Tak salah kita berdoa memohon suami yang sempurna, tetapi pada saat yang sama kita juga harus melapangkan dada untuk menerima kekurangan. Kita boleh memancangkan harapan, tapi kita juga perlu bertanya apa yang sudah kita persiapkan agar layak mendampingi pasangan idaman.

Ini bukan berarti kita tidak boleh mempunyai keinginan untuk memperbaiki kehidupan kita, rumah tangga kita, serta pasangan kita. Akan tetapi, semakin besar harapan kita dalam pernikahan semakin sulit kita mencapai kebahagiaan dan kemesraan. Sebaliknya, semakin tinggi komitmen pernikahan kita (marital commitment) akan semakin lebar jalan yang terbentang untuk memperoleh kebahagian dan kepuasan.

Apa bedanya harapan dan komitmen? Apa pula pengaruhnya terhadap keutuhan rumah tangga kita? Harapan terhadap perkawinan menunjukkan apa yang ingin kita dapatkan dalam perkawinan. Bila kita memiliki harapan perkawinan yang sangat besar,sulit bagi kita untuk menerima pasangan apa adanya. Kita akan selalu melihat dia penuh kekurangan. Jika kita menikah karena terpesona oleh kecantikannya, kita akan segera kehilangan kemesraan sehingga tidak bisa berlemah lembut begitu istri kita sudah tidak memikat lagi. Betapa cepat dan berlalu dan betapa besar nestapa yang harus ditanggung.

Sementara itu, komitmen perkawinan lebih menunjukkan rumah tangga seperti apa yang ingin kita bangun. Kerelaan untuk menerima kekurangan, termasuk mengikhlaskan hati menerima kekurangannya membuat kita lebih mudah mensyukuri perkawinan.

Disebabkan oleh komitmen yang sangat kuat pada Allah dan Rasul-Nya istri Julaibib mengikhlaskan hati untuk menikah dengan Julaibib. Yang baru semalam usia pernikahan mereka Julaibib mengakhiri hayat di medan syahid. Ketika ibunya merasa tidak rela dikarenakan rendahnya rendahnya martabat dan buruknya perawakan fisik, ia meminta agar orang tuanya menerima pinangan itu kalau memang Rasulullah saw. yang menentukan.

Orang yang melapangkan hati untuk menenggang perbedaan, cenderung akan menemukan banyak kesamaan. Perbedaan itu bukan lantas tidak ada, tetapi kesediaan untuk menenggang perbedaan membuat kita mudah untuk melihat kesamaan dan kebaikannya. Sebaliknya, kita akan merasa tidak nyaman berhubungan dengan orang lain, tidak terkecuali pendamping hidup kita, bila kita sibuk mempersoalkan perbedaan. Apalagi jika kita sering menyebut-nyebutnya, semakin terasa perbedaan itu dan semakin tidak nyaman membina hubungan dengannya.

Semoga Allah melindungi kita dari mempersoalkan perbedaan tanpa mengilmui. Semoga Allah menjauhkan kita dari kesibukan yang membinasakan. Semoga Allah pula kelak mengukuhkan ikatan perasaan di antara kita dengan kasih sayang, ketulusan, dan kerelaan menenggang perbedaan. Sesungguhnya telah berlalu umat-umat sebelum kita yang mereka binasa karena sibuk mempersoalkan perbedaan dan memperdebatkan hal-hal yang menjadi rahasia Allah.

Nah, jika mempersoalkan perbedaan, menyebut-nyebutnya, dan mengeluhkannya akan membuat hubungan renggang, mengapa tidak melapangkan hati untuk menenggangnya? Sesungguhnya menenggang perbedaan akan menumbuhkan kasih sayang dan kemesraan yang hangat. Ada perasaan mengharukan yang sekaligus membahagiakan jika kita memberikan untuknya apa yang ia sukai.

Untuk itu, ada tiga hal yang perlu kita pahami agar ia mempercayai ketulusan kita. Pertama, berikanlah perhatian yang hangat kepadanya. Besarnya perhatian membuat dia merasa kita sayang dan kita cintai. Kedua terimalah ia tanpa syarat. Penerimaan tanpa syarat menunjukkan bahwa kita mencintainya dengan tulus. Tidak mungkin menerima dia apa adanya jika kita tidak memiliki ketulusan cinta dan kebersihan niat. Ketiga, ungkapkanlah dengan kata-kata yang tepat.

Berkaitan dengan ungkapan ini, ada sebuah tips yang ahsan yang disampaikan oleh ustaz yang kini masih mengajar di jurusan Psikologi, UII, Yogyakarta ini. Yakni terminologi "aku" dan kamu". Saat kita mendapatkan bahwa masakan yang dibuat pasangan kita keasinan misalnya, maka gunakanlah kata ganti "aku" . "Aku lebih suka kalau sayurnya lebih manis, sayang" Tapi saat kita mendapatkan suatu kelebihan pada diri pasangan, ia sukses menggoreng telor dadar misalnya (biasanya ia menggoreng berkerak), maka kita gunakan kata ganti "kamu". "Kamu memang pintar, istriku". Kita gunakan kata "aku" untuk sesuatu yang sifatnya negatif dan "kamu" untuk sesuatu yang sifatnya positif. Untuk semua hal.

Tampaknya memang benar, karena penggunaan kata ganti "kamu" untuk sebuah kesalahan yang telah dilakukan oleh pasangan kita cenderung menyaran pada arti memvonis alih-alih memosisikan pasangan kita sebagai tertuduh.

Dalam perspektif pragmatik (linguistik), terminologi ini merupakan sebuah upaya penggunaan maksim kesopanan dengan tetap mempertahankan maksim kerja sama. Dengan tujuan agar tidak terjadi konflik pada keduanya.

Berangkat dari petunjuk Allah ini tidak layak bagi kita untuk sibuk mempersoalkan kekurangan ataupun kesalahan, apalagi kekurangan yang sulit dihilangkan, sepanjang ia tidak melakukan kekejian yang nyata. Betapa pun banyak yang tidak kita sukai darinya, kemesraan dengannya tak akan pudar jika kita mencoba untuk berbaik sangka kepada Allah, barangkali di balik itu Allah berikan kebaikan yang sangat besar. Sebaliknya, sesedikit apa pun keburukannya, bila kita sibuk menyebut-nyebut dan mengingatnya, akan sangat memberatkan jiwa. Dampak selanjutnya tidak hanya bagi hubungan suami istri, tetapi merembet pada hubungan kita dan si kecil.

Terimalah ia apa adanya. Terimalah kekurangannya dengan keikhlasan hati maka akan kita temukan cinta yang bersemi indah. Sesudahnya berupaya memperbaiki dan bukan menuntut untuk sempurna. Bukankah kita sendiri mempunyai kekurangan, mengapa kita sibuk menuntut istri untuk sempurna? Ada amanat yang harus kita emban ketika kita menikah. Ada ruang untuk saling berbagi. Ada ruang untuk saling memperbaiki. Dan bukan saling mengeluhkan, alih-alih menyebut-nyebut kekurangan.

Pahamilah kekhilafannya agar ia merasa ringan dalam memperbaiki, meski bukan berarti kita lantas membiarkan kesalahan. Berikanlah dukungan dan kehangatan kepadanya sehingga ia berbesar hati menghadapi tantangan-tantangan yang ada di depan. Tunjukkanlah bahwa kita memang sangat menghargainya, menerimanya dengan tulus, mau mengerti dan bersemangat mendampinginya.

Dalam buku ini Ustaz Fauzil memang tidak hanya membahas seputar keikhlasan menerima pasangan kita apa adanya. Namun tampaknya beliau memandang masalah yang remeh temeh ini dalam beberapa hal telah menjadi batu karang yang cukup terjal yang kemudian melahirkan benih-benih konflik dan alih-alih perceraian.

Seperti pada bagian akhir, beliau menjelaskan bagaimana upaya belajar itu tidak sebatas menerima apa adanya, tetapi juga diikuti dengan belajar mendengar dengan sepenuh hati. Karena tidak jarang kita bukan tidak paham jawaban yang sesungguhnya diinginkan di balik pertanyaan pasangan.

Cukup banyak hal sepele yang tampaknya kita anggap telah kita berikan tetapi ternyata hal itu jauh meleset dari dugaan. Kita bukan mendengar pasangan tetapi mendengar diri sendiri, kita bukan memberi solusi tapi malah menambah materi. Kita bukan memberi jalan keluar alih-alih menghakimi. Kita bukan memberikan jawaban, tetapi malah memberikan pertanyaan. Kita bukan meringankan tetapi malah memberatkan. Benarkah?

Al akhir, kekayaan itu ada di jiwa. Dan keping kekayaan itu dimulai dari ketulusan menerima. Dengan kekayaan jiwa kita akan lebih mudah memberikan empati, lebih mudah untuk memahami, lebih mudah untuk berbagi dan lebih mudah mendengar dengan sepenuh hati.

Hari ini, ketika kita bermimpi tentang sebuah pernikahan yang romantis sementara ikatan batin di antara kita dan pasangan begitu rapuh, sudahkah kita berterima kasih kepadanya? Sudahkah kita meminta maaf atas kesalahan kesalahan kita? Jika belum, mulailah dengan meminta maaf atas kesalahan-kesalahan kita dan ungkapkan sebuah panggilan sayang untuknya. Mulailah dari yang paling mudah, hatta yang paling remeh atau kecil sekalipun. Mulailah dari yang paling kecil, demikian Ustaz Aa' berpesan. Little things mean a lot, demikian Ustaz Fauzil menambahkan. Agar cinta bersemi dalam keluarga kita, agar cinta senantiasa berbunga dalam kehidupan kita.

Masya Allah.
Subhanallah.
Alhamdulillahirabbil alamiin.
Wallahu alam bisshawab.

(bagi yang belum menikah tidak usah khawatir, jika engkau jaga risalah Allah adalah sebuah keniscayaan jika Allah kan berikan yang terbaik buat antum, sekali lagi terbaik dalam perspektif Allah, dan bukan perpektif kita)

Read More..

Sayangilah Aku Hingga Ujung Waktu

Kalau kita berbicara tentang pernikahan, pasti semua mengharapkan yang enak-enak atau kondisi ideal. Normal aja dong, kalau mengharapkan kriteria ideal untuk calon pasangan hidupnya. Sang pemuda mengharapkan calon istri yang cantik jelita, keluarganya tajir, pinter, akhlak mulia, sholehah, dll. Begitu juga sang wanita ingin punya suami yang ganteng, kaya, sabar, pinter, bertanggung jawab, setia, akhlaknya memikat, dan sebagainya. Coba bayangin semua ini terjadi pada diri kita, wuah...surga dunia tuh! Siapa sih yang gak mau, iya gak?

Saat kita lanjut usia, rambut mulai satu-persatu rontok, raga pun perlahan rapuh dan sepuh, sang istri atau suami masih tetap setia mendampingi. Saat di pembaringan, ada yang mijitin pundak hingga kitapun tertidur pulas. Saat dingin menyerang rangkulan kekasih pun semakin erat, bersama saling menopang saat kaki-kaki kita semakin melemah. Kalau sedih ada yang menghibur, saat senang, apalagi, wuah...uendah nian.

Namun, menurut Hasan Al Banna, waktu itu adalah kehidupan, ia tak pernah berhenti sesaatpun, seiring waktu berlalu, istri semakin keriput dan endut. Tapi menurut sang suami, "Istriku masih yang tercantik," sementara suami pun perutnya udah buncit, tapi menurut sang istri, "Engkaulah satu-satunya Pangeran dalam istana hatiku."

Kebesaran Allah SWT pun selalu tampak di dalam rumah tangga. Setiap anggota keluarga melakukan sholat berjamaah, qiyamullail, membaca Al Qur'an, tasbih, tahmid, saling bertausyiah, bermaafan, menasehati, dan mengingatkan. Inilah hasil dari sepasang anak manusia yang menikah karena ingin mengharapkan ridho-Nya dan cita-cita Islam serta kemegahan ajaran-Nya. Inilah dia surga yang disegerakan sebelum surga yang kekal abadi.

Semua diatas adalah harapan setiap pasangan. Namun, tak jarang juga ditemukan dalam suatu keluarga yang terjadi adalah sebaliknya. Dari istri yang dibilang gak pinter mengatur rumah tangga, menjaga anak, atau suami yang selalu pulang malam tak peduli dengan anak dan istri, dan macam-macam lagi. Kata nista, kata-kata yang nyelekit, tuduhan, makian bahkan saling memukul, bisa juga terjadi pada sebuah keluarga, yang gini nih sepet banget! Rumah tangga serasa bagai hidup di neraka, tak ada ketenangan apalagi kasih sayang.

Emang ya, segala sesuatu itu bisa tak seindah bayangan semula. Ada bunga-bunga indah, namun cukup banyak juga onak dan duri yang siap menghadang. Karena itu, berbagai masalah kehidupan dalam lembaga pernikahan harus dihadapi secara realistis oleh setiap pasangan.

Apalagi hidup di zaman seperti sekarang ini memang tak mudah, namun Al Qur'an memberikan arahan dalam kehidupan berumah tangga, ".... dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik.... [QS Ath Thalaaq: 6] "..... dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian, bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS An Nisaa': 19]

Seperti gading, tak ada yang tak retak, begitu juga manusia, tak ada yang sempurna. Setiap kita pasti ada kekurangannya, bisa saja seorang suami atau istri terlihat mempunyai satu kekurangan, namun kalau dipikir-pikir lebih banyak kelebihannya. Apakah kekurangannya saja yang diperhatikan oleh pasangannya atau kedua-duanya dengan pertimbangan yang adil?

Konflik dalam kehidupan rumah tangga juga tak jarang menyebabkan banyak pasangan kehilangan cinta yang dulunya mempersatukan mereka, dan Allah SWT juga telah memberikan arahan yang jelas, "Hai orang-orang mu'min, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [QS At Taghaabun: 14]

Karena itu, sesungguhnya dalam kehidupan berkeluarga yang kita harapkan adalah indahnya keampunan Allah dan surga-Nya, juga kasih sayang orang-orang yang terdekat dengan kita, yang setiap hari saling membutuhkan, karena itu 'sayangilah aku (pasangan hidupmu) hingga ujung waktu.'

Wahai akhi wa ukhti fillah, mari kita saling mendoakan ya,
Semoga dengan kita mengambil panduan Al Qur'an dan sunnah Rasul-Nya serta contoh teladan dari keluarga Rasulullah SAW, akan semakin banyak rumah tangga yang tadinya kurang sakinah kembali menjadi sakinah, rumah tangga yang sakinah menjadi lebih sakinah, dan insya Allah pula saudara-saudara yang belum berumah tangga dikabulkan do'anya berupa pasangan hidup yang sholeh atau sholehah, aamiin allahumma aamiin.

Wallahu alam bi showab,

Sumber : kaharuddinmustafa

Read More..

Kata Mutiara

Dikutip dari http://azzam-ku.blogspot.com/
Harta yang paling menguntungkan ialah SABAR.
Teman yang paling akrab adalah AMAL.
Pengawal peribadi yang paling waspada adalah DIAM.
Bahasa yang paling manis adalah SENYUM.
Dan ibadah yang paling indah tentunya KHUSYUK

Tersenyumlah ketika kebahagiaan menyapamu…
Tersenyumlah ketika kemudahan besertamu…
Tersenyumlah ketika kesedihan menghampirimu…
Tersenyumlah ketika ujian menerpamu…
Tersenyumlah lambang keceriaanmu…
Tersenyumlah lambang ketabahanmu….
Tersenyumlah lambang kesebaranmu…


Jadilah seperti bintang yang cahayanya berpendar ke segala penjuru, yang kian hari semakin terang benderang. Cahaya yang keberadaannya menguatkan bintang lain, yang cahayanya menembus bumi menerangi kelamnya malam.
“Jadilah insan yang bermanfaat bagi sekitarmu”


Kupetik setasbih rintik dari bibir gerimis
Kutanamkan dalam relung tumbuh bening nurani
Disirami perih rimbun rindu
Dipupuk luka, lalu mekar cinta-Mu.
Dan kuambil embun Tahmid tuk ku simpan pula di relung hati
Tuk meraih cinta-Mu Ya Rabb, tapi ku sadari itu semua tidaklah cukup dibandingkan cinta-Mu kepada kami.


“Jangan merasa karunia Allah lambat datang padamu, tapi tengoklah dirimu yang lambat menghadap-Nya”


Perjalanan masih panjang, setia dalam dakwa adalah pilihan, kelelahan adalah sejarah perjuangan, sifat pahlawan adalah symbol pembuktian diri dalam berdakwah.
KEEP HAMASAH


Pemuda islam itu, pemuda yang rela berjalan ditengah panasnya matahari, rela berjalan ditengah derasnya hujan. Baginya panas dan hujan rela ia hadapi demi meraih cinta dari-NYA meski perjuangan terasa berat dan melelahkan dan kini ia sedang membaca sms ini…


Pahlawan mu‟min sejati adalah petarung yang bersinar wajahnya dibawah kilat pedang kebenaran.
Risau hatinya kala dakwah tampak melemah.Darah dan peluhnya menjadi shodaqoh pertarungannya.Tak pernah berpikir bagaimana jika dia kalah, karena dia selalu sibuk menyiapkan kemenangan yang diridhai Allah.Jangan lupa indahnya jannah, walau energy seakan musnah disapu bertumpuknya amanah dakwah.


Dunia berjalan meninggalkan manusia, sementara akhirat berjalan menjemput manusia.Masing-masing dari keduanya memiliki generasi.Maka jadilah generasi akhirat dan jangan menjadi generasi dunia.Karena hari ini yang ada adalah amal tanpa hisab, sementara diakhirat ada hisab tanpa lagi ada amal. Maka bumbuilah hidup ini dengan ilmu, amal, perjuangan dan kesabaran.


Beruntunglah bagi setiap jiwa yang mengemban tugas kebenaran. Jangan pernah matikan hatimu untuk menjadi semangat yang selalu bercahaya.Karena cahaya kita adalah penerang.Semangat yang redup.Jadilah jiwa yang terpanggil untuk lelah. Lelah menuju tempat peristirahatan hakiki, yakni SYURGA


Barangsiapa yang memelihara ketaatan kepada Allah SWT ketika masih muda dan masa kuatnya, maka Allah SWT akan memelihara kekuatannya disaat tua dan saat kekuatannya melemah. Ia akan tetap diberi kekuatan pendengaran, penglihatan, akal, kemampuan berpikir. (Ibnu Rajab)

Cinta itu indah…
Bekerja pada relung yang luas. Inti pekerjaannya adalah “memberi” apapun yang kita bisa dan yang diperlukan oleh orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik dan berbahagia.


Cinta sejati adalah sepenggal kata yang merindui kesetiaan dan ketulusan dari sang kekasih. Cinta tanpa syarat.Sungguh kita mengharapkan sebuah cinta yang menjulang ke akhirat, tapi mampukah kita menciptakan keabadian cinta? Masuki dunia kekasih kita dengan mengenali-Nya, menta‟arufi-Nya secara utuh dan akan kita temui harapan itu….


Aku tahu rizkiku tak mungkin diambil orang lain, makanya hatiku tenang.
Aku tahu amalku tak mungkin dikerjakan orang lain, makanya aku sibukkan diriku beramal.
Allah Maha Mengetahui dan Melihat, makanya aku malu bila Allah mendapatiku maksiat.



Read More..

Awas, Hati-hati Cerita Biru

Oleh: AnneAhira.com Content Team

Apa itu Cerita Biru?

Cerita Biru, ini dia istilah yang maknanya hampir mirip dengan film blue alias film biru. Warna biru diambil untuk melambangkan bentuk tanda kutip terhadap subjek yang di depannya. Atau kalau di dalam rambu-rambu lalu lintas kita kenal dengan warna kuning, yang artinya pengguna jalan harus hati-hati.

Sama halnya dengan film biru, cerita-cerita biru juga seharusnya tergolong cerita yang tak pantas dikonsumsi oleh kalangan secara terbuka.


Sebab akan memberikan dampak dan pengaruh negatif, bagi orang-orang yang membaca jika tidak tepat sasaran. Sistem apa saja di negara kita, kita akui masih dikelola secara amburadul, jadi jangan heran kalau anak-anak kecil dan pedagang asongan di pinggir jalan dengan mudah saja dapat mendapatkan konsumsi film-film biru dan cerita-cerita biru.

Kalau kita perhatikan, cerita biru biasanya banyak tersebar di banyak media dan sarana. Mulai dari novel-novel, website khusus dan media cetak. Peredaran media ini terjual bebas tanpa adanya sebuah peraturan jelas yang mengikat. Akibatnya tak heran kalau kasus-kasus pelecehan seksual terhadap kaum wanita pun meningkat, belum lagi kasus-kasus pemerkosaan di bawah usia yang cukup memprihatinkan.

Tak hanya itu, sajian acara-acara pertelevisian juga cukup memperburuk kondisi. Minimnya nilai edukasi dari tayangan-tayangan televisi semakin memicu permasalahan ini. Tayangan-tayangan berrbau pornografi pun menjadi konsumsian anak-anak di bawah umur. Kalau sudah begini, kemana lagi hendak diselamatkan nilai-nilai moral generasi bangsa ini?

Langkah Kementrian Komunikasi dan Informasi yang melakukan kebijakan pemblokiran situs-situs porno perlu didukung. Namun ada hal penting yang juga perlu diperhatikan. Media pornografi tak hanya melalui cara visual semata, yang sangat efektif justru media imajinasi yang dapat terbangun dari cerita biru yang banyak tersebar di bacaan-bacaan masyarakat.

Apakah itu ber-cover kreatifitas ataupun kebebasan seni, perlu dipilah dan diperhatikan sepenuhnya pengaruh negatif yang dapat dimunculkan dari kebedaan cerita-cerita biru.


Pengaruh Buruk Cerita Biru

Dampak buruk dari cerita biru akan sangat dirasakan oleh para generasi muda sebagai generasi dalam masa usia suka ‘coba-coba’. Berikut ini beberapa pengaruh buruk peredaran cerita-cerita biru di masyarakat terhadap para generasi muda;

1. Memicu para generasi muda untuk merealisasikan apa-apa yang telah diimajinasikannya melalui cerita biru. Realisasi inilah yang akan berujung pada pelecehan seksual yang terjadi di masyarakat, juga tindakan asusila lainnya. Meskipun budaya baca di kalangan masyarakat kita cukup rendah, tapi jangan salah, untuk bacaan-bacaan biru biasanya justru mendapat respon positif bagi sebagian kalangan.

2. Cerita biru merupakan bentuk pornografi terselubung yang kehadirannya cukup membahayakan. Orang jarang menyadarinya, namun tetap saja memberikan dampak buruk bagi si pembacanya, terutama para pembaca di bawah usia.

3. Secara perlahan namun pasti, tulisan-tulisan biru turut menyumbangkan penyebab kebobrokan moral generasi muda bangsa kita. Generasi muda adalah cikal bakal penerus generasi tua yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa ini.

4. Tulisan-tulisan biru secara langsung berusaha menjauhkan si pembacanya terhadap aturan dan tata norma agama yang dianutnya. Misalnya memicu tindakan zina dan sejenisnya. Kesemuanya itu akan memberikan efek buruk bagi si pelaku, tak hanya pada kehidupan yang bersangkutan di dunia, namun juga di akhirat kelak.

5. Harus diperhatikan secara jelas antara tulisan-tulisan biru dengan kaidah kreatifitas yang kerap dikambing hitamkan. Hakikat sebuah kreatifitas adalah memberikan dampak positif bagi orang lain, namun jika kreatifitas yang dikatakan itu justru berdampak buruk bagi sosial kehidupan, perlu dieja ulang definisi sebuah kreatifitas.

Read More..

Mengapa langit berwarna biru?

Ditulis oleh Zaenal Awaludin
Saat cuaca cerah di siang hari, kita akan lihat langit berwarna biru. Namun pada sore hari, langit akan berwarna kuning kemerahan. Mungkin banyak dari kita yang belum mengetahui penyebabnya.

Penyebab warna langit ternyata tidak lepas dari pengaruh atmosfir bumi kita ini. Molekul-molekul gas seperti nitrogen, oksigen, argon dan uap air menyebabkan cahaya matahari yang terdiri dari variasi panjang geleombang terabsorbsi. Cahaya yang terabsorbsi ini akan teradiasikan sehingga menghasilkan spektrum warna. Walaupun seluruh panjang gelombang dari cahaya matahari ini terabsorsi, namun warna biru yang memiliki panjang gelombang yang rendah akan terabsorsi lebih banyak dibandingkan warna merah sehingga warna biru ini dominan terlihat oleh mata. Proses ini dinamakan Rayleigh scattering.

Rayleigh menjelaskan bahwa cahaya yang memiliki panjang gelombang lebih kecil akan memiliki intensitas perpendaran yang lebih besar. Karena warna biru memiliki penjang gelombang yang kecil sehingga warna biru akan dominan di langit. Selain itu, perpendaran warna ini juga dipengaruhi oleh jarak sumber cahaya dengan pengamat sehingga pada saat sunset, jarak sumber cahaya akan lebih jauh dan menyebabkan perpendaran efek Rayleigh scattering oleh warna biru ini berkurang. Proses ini dapat terlihat jelas saat matahari terbenam, dimana warna merah akan dominan di garis horizon.
http://www.chem-is-try.org

Read More..

Sembilu

Sembilu adalah sebilah pisau dari bambu yang tipis, kecil, dan tajam sehingga mampu mengiris. Biasanya Kata-Kata Sembilu adalah gambaran Hati yang sedang Sedih – Perih dan Pedih karena Sesuatu Hal.


Read More..