Rabu, 02 Februari 2011

Awas, Hati-hati Cerita Biru

Oleh: AnneAhira.com Content Team

Apa itu Cerita Biru?

Cerita Biru, ini dia istilah yang maknanya hampir mirip dengan film blue alias film biru. Warna biru diambil untuk melambangkan bentuk tanda kutip terhadap subjek yang di depannya. Atau kalau di dalam rambu-rambu lalu lintas kita kenal dengan warna kuning, yang artinya pengguna jalan harus hati-hati.

Sama halnya dengan film biru, cerita-cerita biru juga seharusnya tergolong cerita yang tak pantas dikonsumsi oleh kalangan secara terbuka.


Sebab akan memberikan dampak dan pengaruh negatif, bagi orang-orang yang membaca jika tidak tepat sasaran. Sistem apa saja di negara kita, kita akui masih dikelola secara amburadul, jadi jangan heran kalau anak-anak kecil dan pedagang asongan di pinggir jalan dengan mudah saja dapat mendapatkan konsumsi film-film biru dan cerita-cerita biru.

Kalau kita perhatikan, cerita biru biasanya banyak tersebar di banyak media dan sarana. Mulai dari novel-novel, website khusus dan media cetak. Peredaran media ini terjual bebas tanpa adanya sebuah peraturan jelas yang mengikat. Akibatnya tak heran kalau kasus-kasus pelecehan seksual terhadap kaum wanita pun meningkat, belum lagi kasus-kasus pemerkosaan di bawah usia yang cukup memprihatinkan.

Tak hanya itu, sajian acara-acara pertelevisian juga cukup memperburuk kondisi. Minimnya nilai edukasi dari tayangan-tayangan televisi semakin memicu permasalahan ini. Tayangan-tayangan berrbau pornografi pun menjadi konsumsian anak-anak di bawah umur. Kalau sudah begini, kemana lagi hendak diselamatkan nilai-nilai moral generasi bangsa ini?

Langkah Kementrian Komunikasi dan Informasi yang melakukan kebijakan pemblokiran situs-situs porno perlu didukung. Namun ada hal penting yang juga perlu diperhatikan. Media pornografi tak hanya melalui cara visual semata, yang sangat efektif justru media imajinasi yang dapat terbangun dari cerita biru yang banyak tersebar di bacaan-bacaan masyarakat.

Apakah itu ber-cover kreatifitas ataupun kebebasan seni, perlu dipilah dan diperhatikan sepenuhnya pengaruh negatif yang dapat dimunculkan dari kebedaan cerita-cerita biru.


Pengaruh Buruk Cerita Biru

Dampak buruk dari cerita biru akan sangat dirasakan oleh para generasi muda sebagai generasi dalam masa usia suka ‘coba-coba’. Berikut ini beberapa pengaruh buruk peredaran cerita-cerita biru di masyarakat terhadap para generasi muda;

1. Memicu para generasi muda untuk merealisasikan apa-apa yang telah diimajinasikannya melalui cerita biru. Realisasi inilah yang akan berujung pada pelecehan seksual yang terjadi di masyarakat, juga tindakan asusila lainnya. Meskipun budaya baca di kalangan masyarakat kita cukup rendah, tapi jangan salah, untuk bacaan-bacaan biru biasanya justru mendapat respon positif bagi sebagian kalangan.

2. Cerita biru merupakan bentuk pornografi terselubung yang kehadirannya cukup membahayakan. Orang jarang menyadarinya, namun tetap saja memberikan dampak buruk bagi si pembacanya, terutama para pembaca di bawah usia.

3. Secara perlahan namun pasti, tulisan-tulisan biru turut menyumbangkan penyebab kebobrokan moral generasi muda bangsa kita. Generasi muda adalah cikal bakal penerus generasi tua yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa ini.

4. Tulisan-tulisan biru secara langsung berusaha menjauhkan si pembacanya terhadap aturan dan tata norma agama yang dianutnya. Misalnya memicu tindakan zina dan sejenisnya. Kesemuanya itu akan memberikan efek buruk bagi si pelaku, tak hanya pada kehidupan yang bersangkutan di dunia, namun juga di akhirat kelak.

5. Harus diperhatikan secara jelas antara tulisan-tulisan biru dengan kaidah kreatifitas yang kerap dikambing hitamkan. Hakikat sebuah kreatifitas adalah memberikan dampak positif bagi orang lain, namun jika kreatifitas yang dikatakan itu justru berdampak buruk bagi sosial kehidupan, perlu dieja ulang definisi sebuah kreatifitas.

Tidak ada komentar: